Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Kerukunan

 Cangkruk berasal dari kata cangkrukan. "Nyencang Karukunan". Sebuah ungkapan bahasa Jawa. "Nyencang" artinya mengikat agar mengikuti. Ikatan mesti erat. Karukunan atau kerukunan berasal dari kata rukun. Rukun merupakan pondasi utama perkauman manusia. Menjadi prasyarat hidupnya suatu sistem kemasyarakatan. Media tanam utama dalam memuliakan benih umat manusia. Jingga mampu bertumbuh, lalu berkembang. Berbuah. Memberi biji-biji unggul agar regenerasi berjalan seturut siklus ekologi penciptaan. Bukan pencitraan. Dalam peristiwa cangkrukan selalu tersedia wedang. "Ngawe kadang". Mengajak atau menyertakan orang lain untuk bergabung, lalu bercakap-cakap. Bercakap mesti cakap. Punya kecakapan. Tak butuh ke-cakep-an. Nggak cakep nggak apa-apa, karena surga dipenuhi oleh mereka yang cakap, bukan yang cakep. 

Pustaka & Pustakawan "Quote"

 Pustaka dan perpustakaan bukan perkara status jabatan atau bahkan lebelitas diri para pengelolanya. Pustaka adalah pusaka peradaban. Mendampingi proses pertumbuhan sebuah nagari bersistem keadaban. Tanah lahir aksara. Pusaran pengetahuan berbasis ilmu kahuripan. Bukan pusara. Perkuburan gengsi, posisi, dan manifestasi pencapaian nalar dan pemikiran kaum manusia. Pustaka adalah gemilang makna diri dalam menziarahi perjalanan beraksara. Bahwa membaca adalah laku yang menggunakan 'ati'. Pemerhati. Mengamati, mencermati, gemati. Hingga mampu setiti, teliti, dan Nastiti. Tangguh meneliti. Hidup dengan menghidupi hati. Hati-hati. Sepenuh hati. Itulah pustakawan sejati.