Black Magic (Kisah Almarhumah mama)
Perkembangan zaman yang semakin
pesat serta modernitas tidak membuat beberapa suku di Indonesia melupakan adat
dan tradisi leluhurnya. Seperti Bugis, Mandar, Kajang, dan sebagainya. Yang
mana suku-suku tersebut juga dikenal dengan Black Magicnya atau yang umum
dikenal dengan istilah santet atau guna-guna atau doti yang begitu mengerikan.
Umumnya santet dikirim oleh seseorang karena persoalan pribadi seperti dendam
atau masalah lainnya. Doti juga bisa dikirim dari jarak jauh, bahkan bisa
melahap beberapa korban sekaligus dan membuat korbannya menderita suatu
penyakit yang tidak bisa dipecahkan oleh dokter ahli apapun atau bahkan membuat
korbannya menderita hingga meninggal dunia.
Mungkin banyak tidak percaya
hal-hal gaib tersebut, termasuk saya. Awalnya saya tidak meyakini adanya hal
tersebut, tapi setelah kejadian 2012-2016 saya akhirnya percaya. Yah, setelah
menyaksikan fenomenanya secara langsung membuat keyakinan saya berubah.
Kejadian ini terjadi ketika saya masih duduk di bangku SMA kelas 2. Terdapat suatu
penyakit yang bermukin di dalam diri mama saya. Penyakit ini bermula dari
munculnya sebuah benjolan kecil di bagian atas payudara sebelah kirinya.
Setelah diperiksakan ke dokter, akhirnya divonis sebagai penyakit tumor dan
harus segera dioperasi untuk diangkat sebelum semakin membesar dan
meluas.
Singkat cerita, setelah
dilakukan pemeriksaan secara rutin, akhirnya dilakukan operasi dan
alhamdulillah berjalan lancar. Dokter menyarankan agar tetap rutin melakukan
check up. Sekitar 2 bulan setelah operasi itu, sekitar pukul 2 malam mama saya
berjalan ke wc sendirian karena bekas operasinya mengeluarkan darah, dan
tiba-tiba dia terjatuh di depan wc, untungnya ketika dia terjatuh dan tidak
sadarkan diri, dia sempat menendang pintu wc dengan keras sehingga membuat
bapak saya terbangun dan segera berlari kesana. Disana, bapak saya menemukan
mama sedang tergelatak depan wc tidak sadarkan diri dan darah yang terus
mengalir dari payudaranya yang telah dioperasi.
Dengan cepat bapak dan kakak
perempuanku mengantar mama ke rumah sakit tempat kakak saya bekerja. Setibanya
di rumah sakit beberapa selang kemudian disambungkan ke tubuh mama dan
ditambahkan beberapa kantong darah karena dia kekurangan begitu banyak darah.
Beberapa jam kemudian, layar computer yang ada di dekatnya memberi tanda bahwa
kondisinya mulai membaik, tapi pada pukul 4 sore, garis pada layar computer hampir
lurus, semua keluarga pun panik dan segera memanggil dokter.
Mamapun akhirnya dirujuk ke RSU
Lasinrang dengan menggunakan mobil ambulance, kemudian ke esokan harinya
dirujuk lagi ke RSU Alauddin Makassar. Disini dokter meminta agar segera
dioperasi lagi untuk membersihkan akar-akar tumor yang masih ada dan
payudaranya harus dicabut. Dalam proses pencabutan itu, mama harus dikemo
sebanyak 8x dan 3x operasi. Setelah kondisinya sedikit membaik, mama sudah
diijinkan pulang ke rumah, dan dokter masih menyarankan agar tetap rutin
melakukan pemeriksaan sebanyak 2x dalam seminggu dan ini berlangsung hampir 2
tahun lamanya.
Tiba-tiba muncul lagi sebuah
benjolan kecil di bawah telinga mama, dan disini dokter minta dioperasi nanti
setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tapi sebelum dilakukan operasi,
terjadi suatu kejadian aneh, waktu itu mama saya sedang berbaring di salah satu
Kasur pasien, tiba-tiba dia teriak awas ada besi, seolah-olah jiwanya berada di
suatu tempat dan sedang dalam bahaya. Hal ini berlangsung selama kurang lebih 2
menit dia sadar lagi, dan terjadi lagi berulang-ulang. Disini, bapak saya pun
mulai mencurigai bahwa mungkin saja penyakit yang diderita mama sebenarnya bukanlah
penyakit medis.
Setelah pulang dari rumah sakit,
mama saya dibawah ke salah satu orang pintar mengenai penyakit-penyakit non
medis. Orang tersebut merupakan keluarga bapak saya, dia mengatakan bahwa mama
saya memang terkena penyakit non medis yang merupakan kiriman dari seseorang,
selain itu dia juga mengatakan bahwa kakak saya yang kedua juga terkena makanya
dia mengalami perubahan sikap dan lebih banyak mengurung diri di kamar, dan
bukan hanya itu, katanya kakak ipar saya juga terkena makanya dia sering
merasakan sakit perut yang tidak bisa dia tahan. Sehingga hari berikutnya,
bukan hanya mama saya diobati oleh orang tersebut tapi juga kakak kedua dan
kakak ipar saya.
Awalnya mama menolak untuk datang
lagi ke tempat orang tersebut, katanya dia takut. Tapi setelah dia dibujuk oleh
bapak akhirnya dia mau. Disana, kakak saya yang pertama kali diobati, dia
memuntahkan cairan warna kuning. Kemudian kakak ipar, dia diobati menggunakan
tiga butir telur dan beberapa daun yang ditempel perutnya, dan anehnya dia
merasakan sakit yang begitu menyiksa hingga dia teriak-teriak padahal perutnya
hanya dielus-elus. Sekitar setengah jam dia diobati, lalu telur yang 3 butir
tadi dipecahkan oleh kakak saya yang merupakan istrinya, dan ternyata telur itu
berisi darah yang kental dan jarum. Setelah itu, giliran mama yang diobati,
tapi sebelum dimulai orang yang mengobati mama minta tolong agar tangan dan
kaki mama dipegang agar dia tidak mengamuk nantinya. Selama pengobatan itu,
mama bertingkah aneh, seperti kucing, menggonggong seperti anjing, menjadi
seperti anak kecil, sosok perempuan muda, dan yang terakhir seuatu yang begitu
kuat hingga semua orang yang memegangnya tidak sanggup untuk menahannya. Kata
orang mengobatinya, itu semua sosok yang dikirim oleh seseorang ke dalam diri
mama.
Setelah kejadian itu, bapak tidak
pernah lagi membawa mama saya ke rumah sakit untuk berobat, selama setahun
lebih mama saya dibawa berobat kemana-mana, mulai dari pengobatan Bugis,
Mandar, Suku Kajang, hingga ustad-ustad untuk diruqyah, tapi itu semua tidak
memberi dampak yang banyak. Mama masih tetap seperti biasanya. Betapa kuatnya
pertahanan yang dibuat orang yang mengirim penyakit tersebut.
Suatu hari, tiba-tiba terjadi
suatu kejadian aneh lagi. Waktu itu bapak saya, kedua kakak perempuan saya, keponakan,
dan keluarga yang lainnya sedang berkumpul di dekat mama berbaring. Kakak
perempuan saya yang pertama tiba-tiba kerasukan, dia dibaringkan dan diapun
bercerita kalo dia adalah leluhur kami, kata sosok yang sedang merasuki kakak
saya. Namanya Parakkasi.
Beberapa hari kemudian kakak saya
kerasukan lagi oleh makhluk itu atau entah apa Namanya. Dia ditanya lagi kamu
sebenarnya siapa ?
Dia menceritakan kalo dia adalah kakek
kami yang bernama Parakkasi, dia dikenal sebagai “Pa Gorilla” artinya orang
yang bergerilya di hutan pada zaman peperangan dulu, dia dulunya tidak bisa
dibunuh dengan senjata, tapi akhirnya dia dibunuh dengan cara untuk diikiat di
kayu lalu ditenggelamkan dalam air.
Ditanya lagi, maksud
kedatangannya untuk apa ?
Tidak ada yang pernah menziarahi
saya, nallupai manang nakka appoku (semua cucuku sudah melupakan saya).
Dimana kuburannya ?
Di rappang, dikenal dengan makam
Palo Cellae..
Setelah itu, dia meminta
secangkir kopi dan meminumnya seperti sosok yang begitu tua. Beberapa kemudian kakak saya pun akhirnya sadar, dan badannya
terasa sakit semua.
Pada hari minggu berikutnya, kami
berangkat ke sidrap mencari makam yang dia maksud, di rappang kami menemukan, ternyata
memang ada sebuah makam yang bernama Parakkasi, dan orang-orang disana
mengenalnya dengan gelar Palo Cellae, dalam kuburan itu terdapat 7 orang yang
dikubur dalam 1 lubang. Cerita ini kami dapatkan dari pemandu ziarah yang
rumahnya berada di dekat kuburan tersebut. Setelah bercerita di rumahnya, kami
berangkat ke kuburan. Memasuki halaman pemakaman, tiba-tiba kakak saya pingsan,
dan untungnya dia masih sempat ditangkap oleh suaminya sehingga tidak terbentur
di batu nisan yang ada di dekatnya. Ternyata dia kerasukan lagi oleh makhluk
tersebut, maka dia dibawa Kembali ke rumah orang yang memandu kami berziarah.
Disana dia bercerita banyak lagi, tapi saya tidak tahu apa yang dibicarakan
karena saya hanya menunggu di luar.
Setelah Kembali sadar, kami
menuju makam lagi lalu pulang ke rumah. Pada malam hari, setelah sholat isya,
kakak saya tiba-tiba minta dibuatkan kopi tanpa gula, setelah meminum kopi
tersebut bukan lagi dia yang bercerita, melainkan makhluk itu lagi. Ternyata diam
au mengobati mama saya, disini makhluk aneh dalam diri mama muncul lagi, mama
berbunyi seperti kucing, tapi hanya beberapa menit kucing itu keluar lagi,
kemudian digantikan anjing, beberapa menit anjing itu keluar dan digantikan
oleh sosok anak kecil, dia tertawa serta mengejek. Beberapa menit mama diam, disangkanya
anak kecil tersebut telah keluar ternyata hanya pura-pura, lalu dia tertawa
lagi.
Malam itu, makhluk yang merasuki
kakak saya tidak hanya mencoba mengobati mama, tapi juga menceritakan siapa
pelaku dibalik semua ini, yang ternyata ada 3 orang, salah satunya kakak
kandung mama saya sendiri. Makhluk ini dan berlangsung selama beberapa bulan
mengobati mama, dan setiap selesai melakukan pengobatan, orang yang mengirim
penyakit tersebut sepertinya juga merasakan sakit. Itu dilihat pada pagi
harinya dia selalu berjalan di depan rumah dengan dedaunan yang menempel di
kepala bagian kiri dan kanannya sebagai obat sakit kepala.
Hari berikutnya, Bapak bercerita
kepada mama bahwa dia pernah melihat pelaku menyiramkan air tepat di pintu
pagar jalan masuk rumah, dan kata mama, dulunya ada yang diajarkan oleh kakek
yaitu menyimpan air di kuburan pada malam Jumat lalu paginya diambil untuk
melakukan sesuatu, entah apa itu…
Suasana rumah pada waktu itu,
serasa seperti kuburan dan terasa sangat sepi. Keponakan saya yang kecil sangat
seering melihat bayangan-bayangan, waktu itu dia berumur 4 tahun yang membuatnya
tumbuh menjadi anak yang penakut. Selain itu, tetangga juga mendengar
suara-suara yang sangat ramai di rumah, padahal waktu itu kami tidak lagi
menginap disitu tapi sedang berada di rumah kakak saya. Pagi harinya, dia
mengatakan kepada bapak saya, semalam ramai banget di rumah, tapi Bapak saya
hanya diam tidak menanggapinya.
Sebulan sebelum mama meninggal,
hal-hal aneh muncul satu per satu di rumah. Pertama, sebuah cairan kuning yang
muncul dari bawah tehel rumah yang ada di dalam kamar kakak kedua saya. Kedua,
pada malam hari sehabis sholat maghrib, Bapak saya mengajak saya menggali tanah
yang letaknya tepat di depan pintu rumah, hal ini disuruh oleh makhluk yang
merasuki kakak saya, dan ternyata kami menemukan ayam cemani hitam. Terakhir
seminggu sebelum mama meninggal, Bapak saya menemukan sesuatu di dalam WC,
bentuknya seperti pocong yang diikat benang hitam lalu ditusuk jarum. Setelah
dibuka, kertasnya itu merupakan selembar al-qur’an, isinya berupa rambut mama
saya dan lima batang korek kayu (mungkin karena dalam keluarga saya berjumlah 5
orang, mama, bapak, saya, dan 2 kakak perempuan saya).
Pada tanggal 11 oktober 2016 mama
meminta kami semua berkumpul, dan pada pukul 4 sore setelah sholat azhar mama
pamit dengan tersenyum..
“Sebaik-baiknya manusia, pasti
akan ada manusia lainnya yang tidak menyukainya. Tapi bukan berarti itu membuat
kita menjadi ragu dalam berbuat baik terhadap semua manusia dan makhluk
lainnya. Terus berbuat baik, jika ada yang tidak menyukainya itu bukan urusan
kita, tapi itu urusannya dengan Tuhannya, maka selain berbuat baik kepada
sesama, kita juga perlu berbuat baik kepada Tuhan sejak dalam prasangka…”
Komentar
Posting Komentar