Sekolah Mencetak Budak

Dalam dunia pendidikan gelar atau embel-embel yang mengikut dibelakang nama kita merupakan sebuah pencapaian tertinggi bagi seorang yang katanya terpelajar. Tapi apakah gelar menjamin keilmuan dan kebaikan seseorang ?

Tentu tidak. Karna sekolahan kita hari ini adalah sebuah tempat magang untuk kita belajar bekerja, didalamnya kita didik untuk bagaimana menjadi seorang pekerja yang handal, bukan menjadi peserta didik yang berilmu dan berakhlak. Jadi, tidak mengherankan jika banyak dari kita yang menamatkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi tapi tidak membawa apa-apa selain gelar kesarjanaan karena memang kita hanya dicetak untuk menjadi seorang budak perusahaan atau lembaga tertentu, atau bahkan kita sampai kehilangan arah setelah sarjana. Mungkin ada beberapa orang yang mendapatkan banyak ilmu pengetahuan modern tapi apakah itu sudah cukup sebagai jaminan kita kedepannya ?

Tentu tidak lagi. Karena ilmu pengetahuan sekarang bisa menjadikan manusia itu sendiri semakin buas dan semakin keji. Sebagaimana yang kita lihat dalam kehidupan realita saat ini, banyak manusia saling memakan sesama manusia, menyingkirkan manusia yang lain demi kepuasaannya sendiri, mengusik siapa saja dari keamanan dan kedamaiannya, baik manusia sebagai makhluk sosial ataupun sebagai makhluk individu tidak bisa lagi merasa aman, dia selalu dikejar-kejar. Ilmu pengetahuan saat ini memberikan inspirasi dan nafsu untuk menguasai alam dan manusia sekaligus. Bahkan tidak ada kekuatan lain yang bisa menghentikan nafsu berkuasa ini kecuali ilmu pengetahuan itu sendiri yang lebih unggul di tangan manusia yang lebih berbudi. 
Yah..!! Jadi ilmu pengetahuan bukanlah kunci, tapi dia hanya syarat karna dengan ilmu pengetahuan pula kita bisa menjinakkan binatang yang buas katanya Pram.

Dan juga mungkin ada beberapa manusia yang bakal mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah nantinya, di sebuah perusahaan-perusahaan besar atau instansi pemerintah dengan sebuah jabatan tertentu, tapi apakah itu menjamin sebuah kehidupan kebahagiaan ?

Lagi-lagi tidak, jabatan bukan hanya penghidupan, di dalamnya juga kehormatan, kebenaran, harga diri, penghidupan sekaligus. Orang-orang berkelahi, berdoa, memfitnah, berbohong, membanting tulang, mencelakakan sesama, demi sang jabatan. Manusia bersedia kehilangan apa saja untuk dia karna mereka berpikiran bahwa dengan jabatan pula semuanya bisa ditebus kembali. Semakin jabatan itu mendekatkan manusia pada lingkungan kekuasaan tertinggi, semakin terhormat jga manusia itu. Jabatan adalah lambang kekuasaan tanpa batas. Dan kekuasaan mendatangkan uang. Mereka telah kalahkan para raja, para sultan, para ulama, dll. Bahkan manusia dan benda-benda mereka taklukkan tanpa batas.

Itu semua adalah hasil cetak dari pendidikan kita hari ini, sebagaimana yang kita lihat hari ini kejahatan dimana-mana, korupsi, dll. Apalah artinya kepintaran kalau tidak bahagia di rumah sendiri ? 
Belajar membangun kehidupan sendiri itu juga penting. Sekolahan hanyalah penyempurna saja. Dan barangsiapa yang muncul di atas masyarakat/kelompok, maka dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakat/kelompok itu sendiri.

Seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dalam pikiran. (Pramoedya Ananta Toer)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya dan Seorang Penari

Filsafat Sebagai Metodologi Berfikir

Black Magic (Kisah Almarhumah mama)